Siapa sangka cangkang kepiting bakau yang biasanya hanya mejadi
limbah, kini bisa dimanfaatkan menjadi kitosan. kitosan sendiri adalah
merupakan gula yang diperoleh dari rangka luar yang keras dari kerang termasuk
kepiting, lobster, serta udang.
Proses
pengolahan cangkang kepiting bakau menjadi kitosan untuk bahan campuran pelitur
terdiri dari:penyeleksian cangkang kepiting bakau untuk memperoleh keseragaman
warna dan jenis cangkangnya, pengeringan cangkang kepiting bakau pada suhu
80–900 C sampai kadar air kurang lebih 10%, penggilingan cangkang kepiting
bakau 60-80 mesh, perlakuan fisik cangkang kepiting bakau, demineralisasi untuk
menghilangkan mineral–mineral yang terkandung dalam hasil gilingan cangkang
kepiting bakau, deproteinasi untuk menghilangkan protein yang terdapat dalam
hasil gilingan cangkang kepiting bakau, dekolorisasi untuk menghilangkan warna
yang tidak disukai dalam hasil gilingan cangkang kepiting bakau dengan
menggunakan aseton dan chlorin serta air.
|
Serbuk Cangkang Kepiting Bakau |
|
|
|
|
Delipidasi untuk menghilangkan lipid
yang menempel pada bubuk, sampai menghasilkan kitin yang berbentuk pasta,
deasetilasi untuk menghasilkan kitosan dalam bentuk bubuk dengan cara
pencampuran dengan NaOH 40-60% dengan perbandingan 1:20, pemanasan 140-1800C
selama 0,5-1jam, pendinginan dan penyaringan, pencucian sampai pH netral,
pengeringan pada suhu 800 C selama 24 jam, melarutkan kitosan dengan bahan pe
litur dengan perbandingan 1:3. Maka akan diiperoleh
senyawa kitosan yang diekstraksi dari cangkang kepiting bakau, mengolah cangkang
kepiting bakau menjadi kitosan
Ternyata aplikasi kitosan untuk bahan campuran pelitur
pada produk meubel yang aman terhadap kesehatan, ramah lingkungan dan
memanfaatkan limbah dari hasil samping atau buangan yang banyak berada di
perairan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar