Sabtu, 30 November 2013

Pemanfaatan Limbah Cangkang Kepiting Bakau



Siapa sangka cangkang kepiting bakau yang biasanya hanya mejadi limbah, kini bisa dimanfaatkan menjadi kitosan. kitosan sendiri adalah merupakan gula yang diperoleh dari rangka luar yang keras dari kerang termasuk kepiting, lobster, serta udang. 
Proses pengolahan cangkang kepiting bakau menjadi kitosan untuk bahan campuran pelitur terdiri dari:penyeleksian cangkang kepiting bakau untuk memperoleh keseragaman warna dan jenis cangkangnya, pengeringan cangkang kepiting bakau pada suhu 80–900 C sampai kadar air kurang lebih 10%, penggilingan cangkang kepiting bakau 60-80 mesh, perlakuan fisik cangkang kepiting bakau, demineralisasi untuk menghilangkan mineral–mineral yang terkandung dalam hasil gilingan cangkang kepiting bakau, deproteinasi untuk menghilangkan protein yang terdapat dalam hasil gilingan cangkang kepiting bakau, dekolorisasi untuk menghilangkan warna yang tidak disukai dalam hasil gilingan cangkang kepiting bakau dengan menggunakan aseton dan chlorin serta air.

Serbuk Cangkang Kepiting Bakau




Delipidasi untuk menghilangkan lipid yang menempel pada bubuk, sampai menghasilkan kitin yang berbentuk pasta, deasetilasi untuk menghasilkan kitosan dalam bentuk bubuk dengan cara pencampuran dengan NaOH 40-60% dengan perbandingan 1:20, pemanasan 140-1800C selama 0,5-1jam, pendinginan dan penyaringan, pencucian sampai pH netral, pengeringan pada suhu 800 C selama 24 jam, melarutkan kitosan dengan bahan pe litur dengan perbandingan 1:3. Maka akan diiperoleh senyawa kitosan yang diekstraksi dari cangkang kepiting bakau, mengolah cangkang kepiting bakau menjadi kitosan
Ternyata aplikasi kitosan untuk bahan campuran pelitur pada produk meubel yang aman terhadap kesehatan, ramah lingkungan dan memanfaatkan limbah dari hasil samping atau buangan yang banyak berada di perairan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar